Tindakan penanganan dengan teknik diagnosis noninvasif lebih efektif dan selaras dengan semakin canggihnya perkembangan terapi jantung, kata Dr Muhammad Munawar SpJP(K) dari Departemen Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. "Kalau teknik diagnosis yang dilakukan pada tahun 80-an lebih banyak bersifat invasif yang memasukkan alat ke dalam tubuh manusia melalui pembuluh darah atau katerisasi jantung, maka diagnosis sekarang lebih bersifat noninvasif," katanya di Jakarta, baru-baru ini. Munawar menuturkan, diagnosis noninvasif bisa mengurangi risiko tindakan, lebih aman, dan lebih akurat dalam menegakkan ketepatan diagnosis. Hal tersebut, ujar dia, dapat dilakukan karena semakin berkembangnya teknik ultrasonografi (USG), "computed tomography", dan "magnetic resonance imaging" (MRI) yang menjadikan pencitraan anatomi jantung menjadi semakin kuat. "Karena itu , alat uji diagnosis saat ini cenderung berbentuk fisik kecil tetapi mempunyai kemampuan yang tinggi," katanya.
Namun, lanjut Munawar, di sisi lain upaya ini memerlukan investasi yang tinggi sehingga biaya kesehatan juga menjadi mahal. Ia juga mengungkapkan, ada kecenderungan bagi dokter muda untuk lebih memilih alat yang canggih sehingga memerlukan biaya tinggi. "Pemeriksaan alat canggih tersebut adalah sangat penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah penggunaan yang proporsional dan tidak mementingkan segi bisnisnya saja," kata Munawar. Ia mengaku, untuk Indonesia , pelayanan yang canggih seperti itu memang harus ada tetapi tidak boleh digunakan secara berlebihan atau tidak tepat karena yang akan rugi adalah masyarakat itu sendiri. Untuk itu, Munawar setuju bila penggunaan dan pemanfaatan teknologi seperti itu diawasi dengan ketat dengan dibuatnya sebuah lembaga atau badan khusus yang menangani masalah tersebut sebagaimana yang terdapat di Amerika Serikat. Pada Rumah Sakit Jantung Binawaluya sendiri, saat ini sudah memiliki alat MSCT dimana alat tersebut di produksi oleh perusahaan Philips dari Belanda, walaupun pada kenyataannya alat tersebut dibuat di Amerika. Untuk alat MSCT tersebut Binawaluya mengadopsi MSCT 128 Slices dimana hal ini mencukupi untuk memonitor kerja jantung.
Artikel lainnya

Menyambut Hari Diabetes Sedunia 2024: Fokus pada Kesejahteraan Penderita Diabetes Pada tanggal 14 November setiap tahunnya,
Baca selengkapnya.png)
28th Binawaluya Educational Program : Advanced workshop in OCT Penyakit jantung koroner hingga saat ini masih
Baca selengkapnya
Angina Disebut sebagai angin duduk atau angina karena orang yang mengalaminya dapat meninggal secara tiba-tiba.
Baca selengkapnya
1. Hindari merokok Merokok masih tetap menjadi penyebab utama kematian karena penyakit jantung. Jika anda
Baca selengkapnya
Cara sederhana mencegah penyakit yang tergolong berat bernama jantung adalah dengan melakukan olahraga ringan, berjalan
Baca selengkapnya
Tanggal 23 Februari 2024, bertempat di RS UNS, Jl. Ahmad Yani Nomor 200, Makamhaji, Kartasura,
Baca selengkapnya
BEGITU banyak penelitian yang berhubungan dengan serangan jantung. Sebuah penelitian terbaru menemukan kopi, polusi, dan
Baca selengkapnya
Tips Menjaga Kesehatan Jantung Jantung adalah salah satu organ tubuh kita yang sangat penting dan
Baca selengkapnya
Jakarta, Para atlet olahraga cabang atletik nampaknya perlu waspada. Penelitian menemukan bahwa olahraga yang membutuhkan
Baca selengkapnya
Kata Anjing selalu membuat kedua kakiku gemetaran, entah kenapa kata itu begitu terasa menekan jiwaku,
Baca selengkapnya
Pentingnya Medical Checkup Jantung Dini Olahraga sangatlah penting untuk kesehatan kita. Namun jangan beranggapan bahwa hanya
Baca selengkapnya
Dalam banyak kasus, serangan jantung sering didahului dengan keluhan yang mirip masuk angin atau angin
Baca selengkapnya
Beginilah penjelasan mengenai penyakit jantung yang saat ini sedang banyak di bicarakan orang. simak video
Baca selengkapnya
Berikut grafik insiden keselamatan pasien bulan Januari - Juni 2019 Keterangan : Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah
Baca selengkapnya