P R O F I L : DR. Dr. Muhammad Munawar, FESC, FACC, FSCAI :
Tahun 1976, Dr. Muhammad Munawar baru saja menamatkan kuliah kedokterannya di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Saat itu Program Wajib Kerja Sarjana (WKS) masih berjalan untuk mengikis masalah kesehatan di Indonesia dan Munawar turut mendaftarkan diri untuk program itu. Dokter muda ini justru berkeinginan untuk berada di daerah terpencil kepulauan Riau.
Liku-liku daerah terpencil membuat-nya terpacu untuk maju; di daerah kepulauan Riau keadaan puskesmasnya cukup memprihatinkan karena belum ada sarana lampu, tidak ada telepon, dan sarana lainnya, tetapi Munawar, panggilan akrabnya, dengan cukup sabar bertugas sampai 3 tahun.Sepulangnya dari tugas WKS, dokter muda yang hobinya melukis ini, mendaftarkan diri untuk mengikuti pendidikan spesialis tahun 1984. Ketika ditanya mengapa mengambil spesialis Jantung, Munawar mengatakan, karena spesialis jantung ketika itu pusatnya hanya ada di dua tempat saja, yaitu di Surabaya dan Jakarta. Sedangkan spesialis yang lain, seperti kebidanan, penyakit dalam, anak dan bedah, begitu banyak tempat pusat pendidikannya. Oleh karena itu saya ambil spesialis Jantung yang masih jarang peminatnya, ujar Munawar.Lulus spesialis tahun 1989, bapak tiga anak ini cukup bingung ketika ditawari penempatan kerja di Jakarta (RS Jantung Harapan Kita) atau di Semarang (di RS Karyadi).
Saya sebenarnya ingin sekali bekerja di Semarang, karena di Jakarta sudah begitu padat, kota Jakarta bukan dunia saya, kata Munawar.Karena nilai saya di atas rata-rata maka Prof. Dr. Lily I Rilantono, SpA, SpJP - ketika itu menjabat kepala Bagian Jantung - memotivasi agar saya tetap di Jakarta, walaupun ketika itu di RS Karyadi Semarang saya sudah diterima oleh Prof. Budhi Darmojo.Prof. Lily menganjurkan Munawar memperdalam masalah Irama Jantung (aritmia); oleh karena memang hobinya, maka di- ambilnya dengan senang hati. Tidak lama kemudian Munawar ditawari lagi untuk memperdalam masalah Irama Jantung di Australia tahun 1991.
Tahun 1992 Munawar kembali ke Jakarta dengan perasaan bangga, karena Munawar adalah salah satu dokter jantung pertama di Indonesia yang memperdalam masalah Irama Jantung. Ditambah pula saya juga yang pertama memasang pacu jantung melalui bedah jantung tanpa dibantu oleh ahli bedah ujarnya bangga. Beberapa tahun kemudian dokter yang lahir di Solo ini belajar kembali untuk meneruskan S3, dan lulus tahun 2005 dengan disertasi Gangguan Aritmia pada Serambi. Dokter yang mengaku sudah mempunyai empat cucu ini sebenarnya bukan dari keturunan dokter, bapak beliau seorang buruh batik, ibunya meninggal ketika Munawar lulus SD, kemudian bapaknya menyusul setahun kemudian setelah Munawar kelas satu SMP. Ketika itu Munawar muda, dibesarkan oleh eyangnya, seorang janda yang hanya buruk batik. " Hidup saya dari satu teman ke teman yang lain, karena saya tidak mempunyai apa-apa, jajanpun dari teman", ujarnya mengenang.
Setelah SMA dan mendapat bintang pelajar, pamannya menganjurkan agar masuk ke kedokteran saja. Membagi waktu dengan keluarga itu penting, walaupun sesibuk apapun Munawar menyempatkan waktunya minimal Sabtu atau Minggu. "Jika ada tugas mendadak, kan ada hand- phone, telepon saja", ujar Munawar. Sesibuk apapun, yang terpenting bagi saya harus ada komunikasi antara dokter dan pasien. Pasien boleh telepon saya kapan saja. Kuncinya ada dua yaitu harus menjaga kejujuran dan komunikasi antara pasien jangan putus.Jangan hanya mencari uangWalaupun dalam undang-undang dokter itu punya hak untuk menerima imbalan jasa dari pasien, tetapi janganlah menjadikan pasien untuk diambil uangnya saja.Kenyataannya sekarang semenjak mahasiswa, pikirannya bagaimana nanti jika menjadi dokter agar pasiennya banyak. Karena makin banyak pasien, makin banyak uangnya. Kebanyakan dokter pasti pikirannya seperti itu.Di Indonesia seorang dokter bisa banyak sekali pasiennya, tetapi di luar negeri tidak boleh, harus dibatasi. Kalau bisa, walaupun scope spesialisnya kecil, tetapi mendalam, maksudnya menguasai ilmu tersebut, sehingga kita dikenal oleh bangsa lain, ujar Munawar. Selain itu dokter harus dibatasi prakteknya, kalau bisa satu tempat saja yaitu di satu rumah sakit saja, ujar mantan Ketua PERKI (Perhimpunan Kardiologi Indonesia) periode 2006-2007 mengakhiri pembicaraan.
Artikel lainnya

Kata Anjing selalu membuat kedua kakiku gemetaran, entah kenapa kata itu begitu terasa menekan jiwaku,
Baca selengkapnya
1st Basic Rotablator and IVUS Training Rotablator atau Rotational Atherectomy Device merupakan suatu teknologi dalam bidang
Baca selengkapnya
RS Jantung Binawaluya berkolaborasi dengan "7th Annual Conference of the Imaging and Physiology Council of
Baca selengkapnya
binawaluya.com - Sejarah Hari Dokter Nasional yang diperingati setiap 24 Oktober, dimulai sejak tahun 1950
Baca selengkapnya
Istilah penyakit jantung bawaan (PJB) atau jantung bocor pada anak cukup membuat bulu kuduk khalayak
Baca selengkapnya
Dalam rangka ulang tahun Jakarta yang ke 498 RS Jantung Binawaluya ikut berpartisipasi dengan memakai
Baca selengkapnya
Gejala, Ciri- Ciri dan Tanda Jantung Tidak Sehat Tahukah anda bahwa Penyakit jantung merupakan salah
Baca selengkapnya
Di Indonesia, tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Pada hari ini, rakyat Indonesia mengenang
Baca selengkapnya
Transplantasi jantung mati, atau lebih dikenal sebagai transplantasi dari donor yang mengalami circulatory death, adalah
Baca selengkapnya
Berikut adalah laporan indikator mutu area klinis April - Juni 2019
Baca selengkapnya
RS Jantung Binawaluya berpartisipasi di ajang bergengsi Kardiovaskuler Asia Pasifik yaitu acara TCTAP (Transcatheter Cardiovascular
Baca selengkapnya
RS JANTUNG BINAWALUYA Proudly Present 10th Educational Program on Advance Interventional Cardiology Focus on Handling
Baca selengkapnya
29th Binawaluya Educational Progam : Workshop on Ultra Low Contrast PCI (ULC PCI)[Workshop ULC PCI
Baca selengkapnya
MAKANAN yang lezat dalam artikel ini baik untuk kesehatan jantung Anda. Termasuk bagaimana cara terbaik
Baca selengkapnya
PENYAKIT jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Angka tersebut tiap tahun meningkat
Baca selengkapnya